[keinginan untuk kembali ke jalan yang diridhoi Allah, sebuah renungan ketika tergugah membaca beberapa hikmah kitab Al Hikam]
Diambil dari buku “Mutiara Hikmah Menjadi Kekasih Allah” (Terjemah Syarah Al Hikam karya Ibnu Athaillah) oleh M. Ali Maghfur Syadzili Iskandar.
201. Penyakit Kronis
“Menetapnya rasa manis hawa nafsu dari hati adalah penyakit kronis (yang sulit diobati)”
Hati adalah tempat keimanan, ma’rifat dan yakin kepada Allah yang semuanya adalah obat hati dari penyakit yang ada di dalamnya, selama penyakit yang ada bukanlah penyakit kronis, seperti menetapnya hawa nafsu di dalam hati. Apabila penyakit yang berada di dalamnya adalah menetapnya hawa nafsu maka ketiga obat tersebut tidak akan dapat memberikan faedah yang berarti kecuali atas kehendak dan pemberian Allah SWT.
Hawa nafsu dapat tetap bercokol di dalam hati selama hati tersebut memiliki rasa cinta dunia. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa memberi minum hatinya dengan cinta dunia maka di dalam hatinya melekat tiga hal, yaitu celaka yang tidak ada habisnya, keinginan yang tidak mendatangkan kaya, dan angan-angan yang tidak ada akhirnya” (HR Thabrani)
202. Pengusir Syahwat
“Tidak ada yang dapat mengusir syahwat dari hati kecuali rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati atau rasa rindu yang menggelisahkan”
Jika di dalam hati terdapat penyakit kronis maka tidak ada obat yang mampu menyembuhkannya kecuali rasa takut kepada Allah yang dapat menggerakkan hati untuk dapat melihat kembali sifat keagungan Allah, dan yang dapat menumbuhkan penghayatan terhadap ayat-ayat Allah yang memuat ancaman Allah bagi orang-orang yang melakukan maksiat dengan siksa yang amat pedih.
Serta dapat disembuhkan pula dengan rasa rindu kepada Allah yang menggelisahkan hati yang dapat melihat kembali sifat keagungan Allah, dan yang dapat menumbuhkan penghayatan terhadap ayat-ayat Allah yang memuat janji-janji kenikmatan abadi kelak di akhirat.
203. Yang Tidak Disukai Allah
“Allah tidak menyukai amal yang disekutukan (dengan selain Allah); demikian pula Allah tidak menyukai hati yang disekutukan. Amal yang disekutukan tidak akan diterima oleh Allah; dan hati yang disekutukan tidak menghadap kepada Allah”
Yang dimaksud amal yang disekutukan dengan selain Allah adalahriya (pamer). Sedangkan yang dikehendaki dengan hati yang disekutukan adalah mencintai selain Allah. Padahal semuanya tidak akan pernah bisa memberikan manfaat yang berarti.
204. Dua Cahaya
“Terdapat dua cahaya yang diizinkan oleh Allah hanya sampai pada bagian luar hati; dan ada pula beberapa cahaya yang diizinkan untuk masuk ke relung hati”
Cahaya yang hanya sampai pada bagian luar hati dapat menghasilkan manfaat bisa melihat jati diri, Tuhan, dunia dan akhirat. Sedangkan cahaya yang masuk ke relung hati dapat menghasilkan cinta yang mendalam kepada Allah dan dapat memberi keyakinan ketika melakukan sesuatu agar dicintai dan mendapatkan ridlo dari Allah, inilah yang paling didambakan oleh orang-orang pilihan yang mendedikasikan hidupnya untuk Allah.
205. Datangnya Cahaya
“Terkadang cahaya Allah datang kepadamu tetapi menemukan hati dalam keadaan terpenuhi oleh keduniawian. Oleh sebab itu cahaya tersebut kembali ke tempat asal dia diturunkan”
Semua itu terjadi karena cahaya Allah yang suci tersebut tidak dapat masuk ke dalam hati yang kotor karena terpenuhi oleh keduniawian.
206. Mengosongkan Hati Dari Dunia
“Kosongkan hatimu dari segala sesuatu yang selain Allah, niscaya Allah akan mengisi penuh hati tersebut dengan ma’rifat dan rahasia-rahasia Allah”
Hikmah ini adalah jawaban dan solusi dari hikmah yang sebelumnya. Yaitu apabila menghendaki untuk mendapatkan cahaya Allah masuk ke dalam hati kita maka kosongkan hati ini dari sesuatu yang bersifat duniawi. Rasulullah SAW bersabda :
“Cinta dunia adalah sumber dari segala kesalahan” (HR Baihaqi dan Dailami)