Organisasi Santri Madrasah Diniyah Manbaul Falah
  • Home
  • About
  • Template
  • Design
  • Blogger
  • Tips Tricks
Home » artikel » Hikmah Berwudhu dengan Air

Senin, 19 Maret 2012

Hikmah Berwudhu dengan Air

HIKMAH BERWUDHU DENGAN AIR

Oleh : H. M. Ali Maghfur Syadzili
Wudhu merupakan salah satu ‘amaliyah ta’abbudiy (perbuatan ibadah dengan mengikuti Nabi) sebagai syarat sahnya melaksanakan ibadah shalat. Prinsip dari pelaksanaan ibadah adalah untuk memelihara agama (hifzhu al-dîn) yang termasuk salah satu katagori dharûriyah (apabila tidak dipelihara akan merusak eksistensi agama).[1]
Maqâshid al-syarî’ah (tujuan syara’) secara global dalam menetapkan hukum-hukumnya adalah untuk kemaslahatan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat.[2] Tidak semata-mata Allah memerintahkan jikalau bukan berakibat maslahat untuk manusia bila dikerjakan. Demikian sebaliknya, tidaklah semata-mata Allah melarang sesuatu jikalau bukan berakibat kemaslahatan bila ditinggalkan.
Konsep dasar pelaksanaan berwudhu adalah firman Allah surat Al-Maidah ayat 6 dan al-Sunnah (Terdapat 2079 hadits yang berkenaan dengan wudhu, di antaranya 378 hadits berkenaan dengan rukun wudhu dan 762 hadits tentang sunat-sunat wudhu)[3] dan al-ijma’.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضٰى أَوْ عَلٰى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَأَيْدِيْكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيْدُ اللهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ- سورة المائدة: 6
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu, serta (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau setelah buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan debu yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu dengan debu itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Al-Maidah; 6)
Mengapa Allah menganjurkan berwudhu dengan menggunakan air?. Allah menyatakan salah satu fungsi dan hikmah diturunkannya air ke muka bumi adalah agar manusia mempergunakannya untuk bersuci. Allah berfirman:
وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ – سورة الأنفال: 11
“Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh derap langkahmu”. (QS. Al-Anfal; 11)
Bersuci adalah suatu hal yang sangat penting bagi ummat Islam, karena bersuci adalah bagian yang utama dan mendominasi dalam Agama Islam, bahkan banyak ibadah yang dihukumi tidak sah apabila dilakukan dengan tanpa bersuci, seperti sholat, thowaf, baca Al Quran, dan lain sebagainya. Oleh karena itu Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِيْ مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: الطُّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ وَالْحَمْدُ لِلهِ تَمْلَأُ الْمِيْزَانَ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ تَمْلَآنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلَاةُ نُوْرٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ – رواه مسلم
“Dari Abi Malik al-Asy’ary, dia berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Bersuci adalah separuh lebih dalam bagian iman, kalimat alhamdulillah dapat memenuhi timbangan amal, sedangkan kalimat subchanallah wal hamdulillah dapat mengisi penuh antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah tanda-tanda yang nyata (bagi orang yang ahli Surga). Kesabaran adalah kilatan cahaya terang. Sedangkan Al Quran adalah dasar yang kuat bagimu atau mengalahkanmu. (HR. Muslim)[4]
Dalam riwayat yang lain dinyatakan:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ – متفق عليه
“Dari Abi Malik al-Asy’ary, dia berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Bersuci adalah separuh lebih dalam bagian iman, kalimat alhamdulillah dapat memenuhi timbangan amal, sedangkan kalimat subchanallah wal hamdulillah dapat mengisi penuh antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah tanda-tanda yang nyata (bagi orang yang ahli Surga). Kesabaran adalah kilatan cahaya terang. Sedangkan Al Quran adalah dasar yang kuat bagimu atau mengalahkanmu. (HR. Mutafaq ‘Alaih)[5]
Disamping itu, ternyata dalam salah satu referensi tentang ilmu kesehatan Islam disebutkan bahwa air memiliki suhu panas yang tidak ideal bagi bersarang dan berkembangbiaknya kuman-kuman penyebab penyakit. Air juga tidak memiliki unsur-unsur yang membantu perkembangbiakan kuman penyakit. Sebaliknya justeru air dapat menghalangi perkembangan kuman penyakit bahkan dapat merusak dan membunuh kuman-kuman tersebut.[6]
Secara filosofi wudhu merupakan suatu persiapan mental untuk mengerjakan shalat. Kesucian dan kesejukan yang ditimbulkan oleh wudhu dapat membangkitkan konsentrasi dalam pelaksanaan shalat, karena wudhu dapat menstimulir lima organ panca indra, yaitu mata, telinga, hidung, mulut, tangan dan kaki.
Oleh karena itu, para pakar syaraf (neurologists) telah membuktikan bahwa dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran. Terlebih lagi secara keseluruhan dengan ujung-ujung syaraf seluruh anggota wudhu. Pada anggota badan yang terkena perlakuan kayfiyat (tata cara) wudhu terdapat ratusan titik akupunktur yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ, dan sistim organ yang bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan).[7]
Seorang peneliti yang bernama Izzenberg dalam sebuah penelitiannya tentang air menyimpulkan bahwa tetesan air yang jatuh ke wajah dan bagian tubuh lainnya sudah mencukupi dan tidak memerlukan alat lain untuk melancarkan sirkulasi darah dan memijit otot. Hasil penelitian ini memperkuat bahwa mandi maupun wudhu dengan air yang suci dapat menghilangkan rasa marah, tersinggung, dan gelisah yang menimpa seseorang.[8]
Sebenarnya hal itu telah diterangkan dalam firman Allah surat Al-Anfal ayat 11:
وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ – سورة الأنفال: 11
“Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh derap langkahmu”. (QS. Al-Anfal; 11)
Serta Sabda Rasulullah saw:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيْتُ عَلَى خَيَاشِيْمِهِ – رواه مسلم
“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda: “Jika salah satu diantara kalian terbangun dari tidur maka basuhlah hidung sebanyak tiga kali, karena sesungguhnya syaitan menginap di lubang hidungnya”. (HR. Muslim)[9]
Dalam riwayat yang lain dinyatakan:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ – رواه أحمد وأبو داود والطبرتني
“Rasululah saw bersabda: “Sesungguhnya kemarahan itu timbulnya dari syaitan, dan sesungguhnya syaitan itu diciptakan dari api, dan api hanya bisa diredam dengan air. Ketika salah seorang dari kalian marah maka berwudhulah”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Thabrani)[10]

[1] Al-Satibi, Al-Muwafaqat fi Ushûl al-Syarî’ah, Jilid 1, (Bairut: Dâr al-Kutub al-‘Alamiyah), hlm. 7
[2] Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, cet. III, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 65
[3] Dikutif dari CD al-Hadits al-Syarif alKutub al Tis’ah, yaitu Bukhari, Muslim, Turmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Malik, Ahmad dan al-Darimi
[4] Shahih Muslim, nomer hadits 328
[5] Shahih al-Bukhari, nomer Hadits 132. Dan Shahih Muslim, nomer hadits 330
[6] Shalih Ahmad Ridha, al-I’jaz fi as-Sunnah an-Nabawiyyah, (Riyadh: Maktabah al-Abikan, 2001), hlm. 475. Dari sini dapat dipahami kenapa ketika terjadi luka yang terbuka disarankan agar dibersihkan dengan air secepatnya.
[7] Ian Scheideman, Medical Acupuncture, (Australia: Myfair Medical Supplies Ltd., 1988), hlm. 99
[8] Syaikh Jalal Muhammad Syafi’i, The Power of Shalat, terjemahan Romli Syarqowizain, al-I’jaz al-Haraki fi as-Shalah, (Bandung: MQ Publishing, 2006), hlm. 7
[9] Shahih Muslim, nomer hadits 351
[10] Musnad Ahmad, nomer hadits 17302. Al-Mu’jam al-Kabir, nomer hadits 13881. Dan Musnad Abu Dawud, nomer hadits 4152


Sumber : http://selembarkertasku.wordpress.com
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
rizky
11.16

Belum ada komentar untuk "Hikmah Berwudhu dengan Air"

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Find Us :

Postingan Populer

  • Jadwal Shalawatan Habib Syech Maret 2014
     UPDATE JADWAL MAJELIS SHOLAWAT HABIB SYECH ASSEGAF Ahbababul Musthofa BULAN MARET 2014: Monggo Syekher Mania - 01 MARET 2014 ALUN-ALUN U...
  • Jadwal Shalawatan Habib Syech Februari 2014
     jadwal Shalawatan bareng Habib Syech, Ahbaabul Mustofa Syekher Mania. - 01 FEBRUARI 2014 DI RUMAH BP. SULISTYO NGRONGGAH RT 3 RW 12 SRONG...
  • Shalawatan bersama Habib Syech di Kediri Mei 2014
    HABIB SYEKH BIN ABDUL QODIR AS SEGAF Solo akan hadir di Pondok Pesantren Lirboyo untuk bersholawat bersama masyayikh, santri dan masyarakat...
  • Pesan KH. Askandar (KH Abdul Halim Iskandar) Pendiri Pondok Pesantren Manba’ul Uluum Berasan Muncar Banyuwangi
    Pesan KH. Askandar (KH Abdul Halim Iskandar) Pendiri Pondok Pesantren Manba’ul Uluum Berasan Muncar Banyuwangi Semasa hidupnya Mba...
  • MABIT 2014 Malam Bina Iman dan Taqwa
    Ikutilah MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) di Pondok Pesantren Manbaul Falah Rungkut Menanggal Surabaya. Untuk Umum, Pada hari Sabtu, 2...
  • Jadwal Shalawatan Habib Syech april 2014
    UPDATE JADWAL MAJELIS DZIKIR & SHOLAWAT BERSAMA ALHABIB SYECH BIN ABDUL QODIR ASSEGAF DI BEBERAPA KOTA DI JAWA TIMUR AWAL BULAN APRIL ...
  • PP Manbaul Falah Surabaya
    PP. MANBA'UL FALAH BERDIRI SEJAK TAHUN 2005      Dimulai sejak tahun 2002 KH. Ali Maghfur (putra dari alm. KH. Sadzili Iskandar banyuwa...
  • sunnah urutan memotong kuku
    Diantara kesunnahan dihari Jum’at adalah memotong kuku. “Adalah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :”Memotong kuku dan mencu...
  • Ciri ciri dan Kriteria Ahlusunnah Wal Jama'ah
    Ciri-ciri berikut ini adalah sekaligus menjadi barometer Kriteria Ahlus sunnah sebagaimana yang telah diterangkan oleh Imam Ghazali d...
  • Pemaparan Qunut dan Witir Madzhab Maliki
    Oleh, KH. M. Ali Maghfur Syadzili Iskandar, S.Pd.I ولا يقنت فيه إلا في النصف الاخير من رمضان، روي ذلك عن علي وأبي وهو قول مالك ...
-->
Copyright 2014 Organisasi Santri Madrasah Diniyah Manbaul Falah - All Rights Reserved OSMADIM
Template by Evotemplates.Net - Powered by Blogger